6c2y5xLulMkOYYgEXrgPjC5Lx3Je6RzEo1m3mFkw

Post Series Depression Syndrome

Pernah merasa sedih, hampa setelah menonton drama? Seberapa parah? Bagaimana kamu mengatasinya?

    Hai-hai! Enggak terasa sudah masuk bulan September. Sadar tidak kalau berbulan-bulan lalu saya absen membuat usalan bahkan tidak terlalu beredar di sosial media? Ada yang kangen? Sebenarnya apa yang terjadi pada saya?

post-series-depression-syndrome

    Sejujurnya saya agak malu, tapi memang harus menceritakannya di sini. Jadi selama ini saya mengalami Post Series Depression Syndrome. Ini tuh apa? Berbahaya kah? Bagaimana kejadiannya?

    Seperti yang kalian tahu, di blog ini khususnya adalah catatan saya mengulas drama dan film. Dari dulu saya memang suka nonton dan bersyukur banget sekarang ada OTT, Over-The-Top atau platform streaming yang memudahkan kita untuk nonton drama atau film dari negara lain.

    Menonton yang awalnya jadi hiburan, kini jadi hal lain. Menulis ulasan jadi salah satu cara saya untuk mengingat, menyimpan kenangan dan merilis emosi. Cuma nulis, menceritakan ulang drama atau film, tetap saja ada efek sampingnya untuk saya. Yang paling sering saya alami adalah Post Series Depression Syndrome yang merupakan kondisi sedih, hampa, ketika menyelesaikan film atau drama.

    Penyebab Post Drama Depression ini beragam. Misalnya ending yang tidak kita inginkan, terlalu terikat dengan cerita maupun tokoh, atau jadi pemicu karena mengalami hal yang sama di dunia nyata. Jadi tertekan, emosi, bahkan kegembiraan berlebih.

    Sebenarnya kalau diingat-ingat, ada masa di tiap tahun saya mengalami Post Series Depression Syndrome. Namun entah mengapa, kemarin datang lebih awal dan agak membuat saya panik karena ternyata cukup berbeda dari yang saya rasakan sebelumnya. Biasanya sedih, bermuram durja, tapi ini tidak. Dan pemicunya kali ini adalah Lovely Runner. Hanya lihat konten drama ini saja, saya bisa senyum-senyum sendiri macam orang kasmaran.

pengobatan-sindrom-lovely-runner

    Awalnya enggak niat nonton, bahkan ikut ongoing sebulan saja, eh malah efek drama ini luar biasa. Saya merasa drama time slip romance ini bagus dan sayang kalau tidak ditulis ulasannya. Biasanya setelah itu, saya akan mudah untuk melupakan. Eh ternyata, saya benar-benar tidak bisa nonton yang lain terutama genre romansa. Apa tidak pusing coba? Saya kan Tukang Ulas Drama!

    Harus saya akui kalau Sunjae Eobgo Tweeeo ini cukup mengobati Monday blues syndrome. Namun saat jadi drama hangover, saya rasa, ini sudah tidak normal, enggak bisa dibiarkan begitu saja. Makanya 3 bulan ini saya berusaha keras untuk mengobatinya walaupun bukan masalah mental serius, tapi tetap gawat untuk saya yang mengelola Blog Ulasan Drama dan Film.

Ini dia cara mengobati Post Series Depression Syndrome ala saya:


  • Memberi makan ego dengan menonton ulang drama atau fim penyebab dan mendengarkan ost-nya dengan batas waktu tertentu. Jadi setelah Lovely Runner tamat, dalam waktu seminggu saya rewatch semua episode, mutar berulang-ulang lagunya karena memang untuk membuat ulasan. Setelahnya, saya memberikan waktu 3 hari tambahan untuk mengonsumsi apa pun tentang drama ini lalu berhenti mencari sendiri
  • Menonton beda genre. Karena saat itu benar-benar tidak bisa menonton genre romance comedy, maka saya menonton jenis lain. Saya sempat nonton action, crime, pokoknya bukan cerita cinta-cintaan lawan jenis
  • Menonton ulang drama atau film. Setelah merasa 'baikan' saya memberanikan diri untuk rewatch drama atau film romansa. Kemarin itu coba Her Private LifeBecause this is My First LifeTo. Jenny, Suspicious Partner, Unforgettable Love dan lainnya
  • Berhenti atau menunda berlangganan OTT. Ini juga saya lakukan dan semi wajib sih. Untuk berlangganan VIU lagi, kemarin saya mulai di akhir bulan Juni
  • Berkegiatan lain atau liburan. Kegiatan lain cukup membantu melupakan Post Series Depression Syndrome apalagi anak-anak mulai Tahun Ajaran Baru. Di bulan Juni sebelum Idul Adha, saya juga sempat main ke Pati, ke rumah Mbak saya. Lalu saya juga membaca novel online karena memang belum ada niatan untuk membuat ulasan buku
  • Menenangkan diri tanpa menonton apa pun dan hadapi kenyataan. Ini bagian sekian setelah saya melakukan hal-hal di atas. Enggak nonton apa-apa biar otaknya jalan normal lagi
  • Memaksa move on. Dan inilah akhirnya saya menulis postingan ini. Memaksa berjalan terus

Lalu sekarang bagaimana hasilnya?

cara-mengobati-post-series-depression-syndrome

    Bulan pertama jadi bagian yang cukup sulit. Pelet Lovely Runner masih terasa kuat bahkan saya jadi kepo dengan Byeon Woo-seok dan Kim Hye-yoon secara personal. Kalau ada prosentase, sepertinya 75% saya melepaskan Sunjae Eobgo Tweeeo. 20% penasaran dengan kepribadian aslinya pemain utama. Lalu 5% adalah bagian tidak rela, belum ikhlas mereka bermain dengan aktor-aktris lain. Jadi sampai sekarang saya belum nonton lagi Soulmate, belum coba 20th Century Girl, Moonshine, Secret Royal Inspector & Joy dan Ditto. Benar-benar mode tidak profesional sebagai Penonton, hahaha.

    Bulan Kedua, sudah jauh lebih baik. Saya tuh sebenarnya masih suka nonton video yang berbau Lovely Runner, tapi yang nemu di time line, bukan yang cari sendiri. Kalau lewat, ya ditonton. Kalau enggak ada, ya tak masalah. Saya sengaja tidak ikut International Subeom Community demi menjaga kewarasan diri sendiri. Meski begitu, konten-konten tentang mereka tetap muncul apalagi dua-duanya melakukan fan meeting.

    Mereka, anggota Suboem tuh suka bikin Space kalau tidak salah namanya Sispatch. Beberapa kali ikut dengar langsung, tapi seringnya dengar rekaman. Agendanya tentu saja Shipping, tapi ada lainnya juga. Misal pas ramai dulu waktu Seoul International Drama Awards karena sampai dikatain Subot. Ada waktu mereka bahas Byeon Woo-seok dan Kim Hye-yoon secara terpisah, bukan sebagai pasangan. Namun yang paling saya suka, mereka mengundang Hipnoterapi. Aneh banget Shipper ini, ckckck.

    Asli seru sih pas ini karena saya memang tertarik dengan dunia kesehatan mental. Byeon Woo-seok dan Kim Hye-yoon tentu punya traumanya tersendiri selama ini, tapi bisa dibilang, tiap tahapan kehidupan mereka itu lulus. Parenting orang tua mereka dianggap berhasil sehingga mereka punya kepribadian seperti sekarang. Sayangnya, Space ini tidak direkam.

    Bulan ketiga, hampir melepaskan karena akhirnya saya sudah bisa nonton drama romansa. Untuk Drakor sendiri, saya memilih Serendipity's Embrace dan yang masih ongoing ada Love Next Door. Di Agustus kemarin, saya sudah coba beberapa judul drama dari Jepang, Thailand, juga China. Alhamdulillah bisa ketawa ketiwi dengan drama receh. Itulah mengapa saya menulis Post Series Depression Syndrome ini.

    Saya tentu saja masih mendukung Byeon Woo-seok dan Kim Hye-yoon, tapi sekarang jauh lebih kalem, bukan yang haus banget dengan kemunculan mereka di publik. Hal ini muncul setelah kasus bandara Incheon di mana Knet ngomongin hak pribadi. Jadi saya pikir, meski keduanya artis, kita pun harus memberikan hak-hak mereka. Mau hubungan privasi ya monggo, mau go publik, ya enggak masalah. Sesuka-suka mereka saja. Tentu pada akhirnya, mereka akan bekerja sama dengan orang lain. Kalau suka ya ditonton, kalau enggak, ya dukung dengan cara berbeda.

    Maaf ya jadi kaya ngomongin Lovely Runner part 2. Ya habisnya Post Series Depression Syndrome saya kemarin kan drama ini penyebabnya. Jadi saya harus menarik ke akarnya dulu biar benar-benar selesai dengan perasaan ketidakrelaan saya. Jadi kalau nanti terjadi lagi, saya sudah siap dan bisa mengatasinya.

Berarti setelah ini tidak akan nonton Lovely Runner?

post-drama-depression

    Tentu saja masih ada keinginan, tapi tidak dalam waktu dekat. Mungkin tahun depan di mana saya bisa jauh lebih santai. Soalnya mengatasi Post Drama Depression atau PSD ini saja cukup lama. Jadi biarkan saya bernapas dan mengejar ketinggalan selama 3 bulan terakhir. 

    Meski tiap tahun mengalami Post Series Depression Syndrome, tentu saya tidak akan kapok dan tetap menulis ulasan drama atau film. Postingan ini jadi catatan saya jika hal itu terjadi lagi. Ini bisa jadi Pengobatan sindrom Lovely Runner dan lainnya saat menonton.

    Semoga cerita pengalaman Post Series Depression Syndrome dari saya ini bisa membantu kalian juga yang sedang mengalaminya. Namun jika metode yang saya tulis ternyata tidak membantu, tolong segera hubungi tenaga profesional. Bagaimanapun, menonton, membaca, menulis itu adalah hiburan, salah satu cara merilis stres. Jika kalian tidak lagi bisa menikmatinya, berati ada yang salah dan masalah di dalamnya.

    Sampai jumpa. Happy blogging!
Related Posts

Related Posts

23 komentar

  1. Pantesan Jiag gak kelihatan, tapi aku juga jarang BW baru skr-skr ini nih Alhamdulillah Jiah udah mulai nulis lagi.
    Ya ampun aku baru nonton nih Lovely Runner karne abaru ada di Netflixtapi 1 episode aja gak selesai-selesai kaya belum mood, seperti biasa kan aku maunay ada spoiler di akhir :)
    Setuju itu sama tips nontn beda genre dulu aku suk agitu kalau lai uring2an, karena sukanay nonto yg happy-happy aja.

    BalasHapus
  2. Saya juga suka kebawa perasaan kalau abis nonton film atau series tertentu. Makanya suka milih-milih banget. Karena bapernya suka lama hahaha. Tapi, saya angen juga sih nonton series. Cuma belum ada yang sreg lagi

    BalasHapus
  3. ya ampun mba, semoga saat mba baca komen ini kondisinya sudah lebih baik ya, meski aku kadang suka merasakan dan melalui apa yang kamu tuliskan hanya untuk beberapa series yang aku suka aja heheheh, btw semangat dan sehat selalu yaa

    BalasHapus
  4. Ya Ampuuun Mak.... berarti saya juga kena Post Series Depression Syndrome ya. Kita samaan banget, habis nonton Lovely Runner, kayak ga mau move on gitu. Eh trus sekarang nemu drama Korea baru yang judulnya The Secret Life of My Secretary yang ga kalah bikin baper. wkwkwk. Ah seseru itu nonton drama Korea

    BalasHapus
  5. eehhh aku pernah tapi itu udah duluuu banget, gara-gara nonton queen of seondeok, seriusan berasa ngeship ratu sama bidam, ya ampuuun aku susah move on dan bisa setahun nggak nonton drama, tapi lama kelamaan udah biasa aja. kalau beneran suka plaing cuma merasa hampa trus nonton yang beda genre aja

    BalasHapus
  6. emang ya suka bikin susah move on dari suatu drakor. aku dulu sering begitu. terakhir yang susah move on tu hospital playlist... gemes ga sabaran nunggu lanjutan season 2 nya :D
    eia aku ga ikutan nonton lovely runner... krna waktu itu lagi tertarik sama drakor lain (lupa lagi yg barengan apa).

    BalasHapus
  7. Ahhh, kangen Jiah juga donk, kangen bw sinii. Oh ternyata yaa kena syndrome post series depression. Alhamdulillahnya tersadar tuh dan tahu cara menggalinya, apa yang menyebabkan begini. Pemicunya tau abis nonton drakor anu, semoga saja ga terulang lagi dan ke trigger yaa.
    Nonton secukupnya aja, bisa membatasi dan membedakan saat menonton dan realita.
    Soalnya aku pernah menangani pasien yang begini, tuap abis nonton drakor langsung kumat bapernya, moody, uring2an ke anak, ke kerjaan pokonya dah ga bisa ngatasin diri sendiri deh, kasian.

    BalasHapus
  8. Wuah bisa ya akibat menonton bisa sampai depresi sindrom seperti itu? Apakah karena nontonnya terlalu baper atau karena pengaruh genre, atau gimana?
    Daku semisal nonton ulang drakor atau film, karena suka visual, teknologinya, dan jalan ceritanya yang lucu.

    BalasHapus
  9. Ohhh kondisi kayak gitu namanya Post Series Depression Syndrome ya. Aku belum separah itu sih, tapi pernah ada serial yang bikin aku nggak bisa move on. Nggak lama sih karena setelah noton serial yang bukan drakor, aku bisa lagi nonton drakor sejenis.

    BalasHapus
  10. Post Series Depression Syndrome saya belum pernah merasakan ini, tapi ada temen yang juga mengalami ini. Biasanya kalau dia lagi mengalami ini, dia memilih gak nonton dulu dan milih untuk keluar rumah refreshing

    BalasHapus
  11. Peluk virtual mba. Pasti tidaklah mudah mengalami hal tersebut ya. Kemudian berani sharing merupakan sebuah keberanian luar biasa, aku salut sangat.

    Bener adanya sih pesona Lovely Runner beneran mampu menghipnotis para penggemarnya. Termasuk aku pun rada terpesona lumayan lama sama drakor yang satu ini. Makasih tips nya yaa, bermanfaat sangat.

    BalasHapus
  12. oh, gini ini namanya Post Series Depression Syndrome.
    Aku kayak gini pas MOON LOVERS deh.. Paraah.. Abis-abisan energiku 3 bulan gak bisa kemana-mana, terjerat dengan pesona sooso couple.

    Sampek pas di moment tertentu, Lee Joon Gi putus sama pacarnya dan ini salah satunya karena ulah penggemar yang shipping ((dan dari milyaran fans, aku salah satunyaa..)) aku sampek yang nangiiss tiap malem ninggalin komen di IG mas Lee Joon Gi, berharap dia jangan sama cewe manapun.

    Uda gilak siih.. aku pas itu.
    Tapi karena ga tau nama mental health-nya, aku teruuss aja memberi asupan ke diriku sendiri sampek aku bener-bener bisa move on. Ga ada usaha perlawanan.. cukup ngikuttiiinn alurnya.

    Sembuhnya memang lamaaa banget.
    3 BULAN aku gak ke drakor or film apapun.

    BalasHapus
  13. Masya Allah. Saya baru tau kalau ada istilah post series depression syndrome. Mungkin secara gak sadar juga saya mengalaminya. Baca ini jadi paham ternyata begitu ya. Makasih tipsnya ya. Sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  14. PSDS memang bisa menimpa siapa saja..semoga makin membaik dan semangat nonton juga ngreview lagi ya..

    Aku duluuu pernah..maka kini aku random dan mending pilih yang bukan on going. Selain karena aku anaknya ga sabaran aku juga gamau dihantui rasa penasaran haha

    BalasHapus
  15. lovely runner memang sebagus itu dramanya padahal drama murah dan nggak dilirik yaa. aku juga habis nonton lovely runner kemarin sempat malas nonton drakor lagi ada si nonton cuma gitu aja. ini aja malah nonton drama jepang diriku karena merasa drama yang ada nggak ada yang sreg

    BalasHapus
  16. Bener banget Mba, menulis maupun menonton itu sebetulnya suatu hiburan. Akan tetapi, kalau membuat depresi harus beralih dulu. Kalau saya sering ngalami ketika over menulis, yang tadinya happy malah stres.

    BalasHapus
  17. Aku juga pernah merasakan yang sama untuk beberapa film. Tapi biasanya nggak berlangsung lama, Mbak. Setelah ganti genre atau nonton film baru biasanya hilang sendiri dan lama-lama sudah nggak merasakan lagi.

    BalasHapus
  18. Baru tau nih Ji klo pengaruh nonton sampai kayak gitu yaaa.. Semoga habis ini bisa segera 'kembali ke dunia nyata' dan bikin ulasan drama lagi. Tidak usah terlalu in depth dengan tontonan agar jarak emosinya tetap terjaga.

    BalasHapus
  19. hidup drama korea, ternyata ada juga istilah post series depression syndrome, aku pikir depression hanya untuk ibu hamil, melahirkan...nonton drama ternyata juga bisa depresi

    BalasHapus
  20. kalau ceritanya bagus visualnya menarik suka pengen dipanjangin aja series-nya memang bikin susah move on ya mba tapi aku ga suka ngulang2 lagi sih wkwkwk

    BalasHapus
  21. TVN tuh kenapa siiihhh ah ada masalah apa sihhh wkwkwk setelah dibikin trauma sama reporter dan atlit, apa nggak cukup gitu nyakitin hati penonton yang udah berekspektasi happy ending? wkwkwk

    BalasHapus
  22. Saya sering ngalami kayak gini, Mbak. Awal tahun gegara Drama My Boss, sampai saya gak semangat apa-apa. Kepikiran terus ama pemeran utamanya. Kayak rela kalau dia menderita. Terus akhirnya lupa karena sibuk kerjaan.

    Eh, bulan-bulan lalu saya nonton Scarlett Heart 2011, nyeseeelll, saya gak sanggup ngelanjutin. Ada beberapa epusode yg saya skip loncat ke episode terakhir. UdH gitu saya jadi galau sejadi-jadinya pula.

    Alhirnya saya belum langganan aplikasi lagi nih. Takutnya hati ini terkoyak-koyak gegara drama. Wkwwkkwkw.

    BalasHapus
  23. Pernah bangettt! Dan kadang suka kebayang-bayang itu endingnya kalau agak berbeda jadi seperti apa. Jadi mengkhayal kan yaaa wkwk

    BalasHapus
Komentar saya moderasi. Tinggalkan jejakmu di sini, Teman!