6c2y5xLulMkOYYgEXrgPjC5Lx3Je6RzEo1m3mFkw

Pemuda Berkarya Tanpa Stigma

Pemuda Hari Ini adalah Pemimpin Masa Depan

Setuju dengan pernyataan ini? Saya sih iya

Halo, apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat dan bahagia ya. Bicara Youth atau Pemuda itu memang sesuatu. Kita pernah muda, jiwanya pasti berbeda dengan yang sudah tua. Muda bersenang-senang dan tua bahagia dan masuk surga? Hoh, belum tentu.

Nah kemarin kebetulan saya mengikuti Program Ruang Publik KBR pada Selasa, 24 Agustus 2021 pukul 09.00-10.00 WIB. Saya nonton live streaming di Youtube KBR dan juga bisa disimak di 100 radio jaringan KBR di seluruh Indonesia. Tema acara kemarin adalah Yang Muda Yang Progresif, untuk Indonesia Inklusif.

pemuda berkarya tanpa stigma

Program kali ini disiarkan oleh Ines Nirmala, di mana ada 2 Narasumber yaitu:
  • Widya Prasetyanti - Program Development & Quality Manager, NLR Indonesia
  • Agustina Ciptarahayu - Founder & CEO PT. Botanina Hijau Indonesia

Pemuda Disabilitas Berkarya Tanpa Stigma


Catatan data dari BPS, jumlah penduduk di Indonesia hingga September 2020 ada sebanyak 270,2 juta jiwa. 21.84 juta atau 8.26% penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas. Disabilitas sendiri banyak jenis dan penyebabnya, salah satunya adalah kusta.

Kusta atau lepra merupakan penyakit akibat infeksi Mycobacterium leprae yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi atau saraf perifer, mata hidung serta saluran pernapasan. Gejalanya meliputi bercak berwarna terang atau kemerahan di kulit. Ini disertai dengan berkurangnya kemampuan merasa, mati rasa, dan lemas pada tangan dan kaki.

Infeksi pada Kusta memang menular dan bersifat menahun. Jadi tidak semudah itu tertular. Yang harus kita catat, Lepra ini bisa disembuhkan. Justru jika tidak diobati, maka akan berbahaya dan mengakibatkan disabilitas.

Dari data Riskesdas 2018, kelompok orang muda usia 18-24 tahun dengan disabilitas merupakan populasi disabilitas terbesar ke-3 setelah kelompok usia lansia dan dewasa akhir. Nyatanya, penyandang disabilitas termasuk orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) masih menghadapi kesulitan dalam pemenuhan hak mereka, misalnya lapangan pekerjaan. Ini dikarenakan stigma dan hambatan dalam mengakses layanan umum dan layanan dasar.

Padahal sebenarnya mereka bisa jadi peluang dalam mewujudkan Indonesia yang Inklusif. Tidak sedikit pula inovasi dan perubahan yang digagas oleh orang muda dengan disabilitas dan OYPMK. Jadi Pemuda bisa berkarya tanpa stigma.

NLR Indonesia dan Botanina Untuk Pemuda Disabilitas


pemuda disabilitas berkarya

Saya akhirnya berkenalan dengan NLR Indonesia yang merupakan LSM di bidang kesehatan yang memang memprioritaskan kelompok muda penderita kusta dan disabilitas. Mereka mengindentifikasi kasus terlebih dulu. Lalu melakukan penanganan pengobatan hingga pendampingan agar mereka lebih beraktualisasi di masyarakat.

Kita tentu tahu bahwa banyak yang masih menganggap kusta itu kutukan. Banyak stigma mulai dari dalam diri sendiri dan dari luar. Diskriminasi masih dan ada yang belum menerima serta memahami tentang disabilitas dan kusta. Mereka hanya melihat kekurangan sehingga penderita atau OYPMK minder.

Menurut data, tiap tahun ada 11% kasus baru penyakit kusta. Ini termasuk besar lho. Makanya NLR Indonesia ini berperan penting tentang bagaimana OYPMK dan disabilitas mendapatkan hak ketenagakerjaan baik formal maupun wirausaha. Tak lupa juga pendamping lain seperti edukasi pada remaja dan anak muda ini.

Ini juga yang disadari Botanina. PT yang punya usaha di bidang kesehatan dan kecantikan ini selalu berinovasi. Ternyata mereka butuh orang-orang dengan skill khusus seperti peka pada Indra penciuman karena memakai bahan alam dan memproduksi aroma yang menyenangkan. Dan kemampuan ini banyak juga dimiliki orang-orang disabilitas.

Tuhan memang maha adil. Dia memberikan kekurangan dalam satu sisi, tapi sepaket juga memberikan kelebihan pada sisi yang lain. NLR Indonesia dan Botanina percaya bahwa pemuda disabilitas bisa berkarya tanpa stigma.

Baik NLR Indonesia dan Botanina, keduanya juga punya program magang di tiap tahunnya. Memang tidak ada pelatihan khusus. Mereka hanya menyesuaikan kemampuan dan keminatan tiap Pemagang. NLR Indonesia sendiri berusaha menyiapkan soft skill agar pemuda-pemuda ini siap bekerja di mana saja. Well mungkin karena pandemi, magang offline ini ditunda. Namun jika skill bisa dilakukan secara online, ini jadi pertimbangan lainnya.

Untuk pengusaha yang ingin mempekerjakan disabilitas, sebenarnya tidak banyak yang harus dipersiapkan. Semua tergantung kondisi pekerja itu sendiri. Misalnya soal cahaya. Atau ada juga yang kehilangan sensor peraba sehingga tidak bisa membedakan panas dan lainnya. Pengetahuan seperti ini penting agar bisa menyesuaikan saat mereka bekerja. Yang terpenting adalah Teman-teman kerja memahami dan menerima kebenaran mereka tanpa membedakan.

disabilitas kusta

NLR Indonesia juga membuka kerja sama untuk edukasi soal lepra lewat Suara Untuk Kusta (SUKA) baik di sekolah-sekolah maupun kampus. Hal ini penting agar kita sadar tentang kusta dan tak perlu menjauhinya. Mereka juga berhak berkarya tanpa stigma. Mereka bisa juga berpartisipasi di dunia kerja asal punya karya.

Semoga dari sini makin banyak yang terbuka matanya. Kita bisa lebih maju tanpa membedakan-bedakan. Yang Muda Yang Progresif, untuk Indonesia Inklusif.

Sampai jumpa. Happy Blogging!
Related Posts

Related Posts

24 komentar

  1. masyarakat kita nih sudah terlanjur banget kemakan stigma ya, sayang banget padahal orang-orang yang menyandang disablitas juga memiliki hak untuk berkarya ya mbak. Semoga dengan adanya program ini, semakin banyak kesadaran masyarakat tentang hak para disbalitas juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu. Jadi PR bersama soal ini. Semoga banyak yang lebih paham dan mengerti soal hak-hak para disabilitas

      Hapus
  2. Dari kemarin lihat artikel teman-teman tentang disabilitas jadi turut ingin berperan mendukung para penderita disabilitas terlebih di masa pandemi seperti ini mereka yang paling terdampak dan kesulitan menjalani kehidupan.

    BalasHapus
  3. Dulu waktu kecil, aku sering bgt diceritain kalo orang yang kena kusta itu orang yang dikutuk Tuhan, padahal mah bukan ya. Aku seneng sekarang banyak yang peduli sama kaum disabilitas

    BalasHapus
  4. stigma ini sudah sangat melekat ya di masyarakat, makanya harus dibebaskan stigma yang sudah lama melekat agar teman-teman penyandang disabilitas mendapatkan haknya

    BalasHapus
  5. penyandang disabilitas punya hak yang sama untuk berkarya ya mbak
    oleh karena itu, harusnya sudah tidak boleh ada stigma dari masyarakat

    BalasHapus
  6. Stigma negatif akan disabilitas dan OYMPK memang harus dihentikan yah untuk mewujudkan masyarakat inklusif. Peran pemuda sngt penting dlm hal ini

    BalasHapus
  7. Stigma memang harus segera dihapuskan
    karena setiap orang berhak untuk memberikan karya yg terbaik
    kudu diberi kesempatan ya mba.
    semangaaattt!

    BalasHapus
  8. Stigma tuh bisa bikin mental seseorang kena banget, ya. Kasihan kalau usianya masih muda. Padahal seharusnya produktif dengan karya. Memang harus mulai banyak yang sadar, nih

    BalasHapus
  9. Aamiin..
    Nah2, stigma dari dulu yang selalu melekat dalam pikiranku juga.
    Tapi lambat laun mulai hilang, apalagi jaman sekarang adnay edukasi mudah2an bisa membuka mata dan wawasan kita semua.

    BalasHapus
  10. disabilitas ini kadang memang terbatas ya ruangnya untuk bekerja di berbagai bidang, makanya selalu ada stigma. Syukurlah sekarang banyak instansi yang mau menerima mereka untuk bekerja paahal mereka juga tentunya punya kelebihan dibalik kekurangannya.

    BalasHapus
  11. Ini stigma yang sejak puluhan tahun susah hilang di masyarakat,bahkan di warisi dari generasi ke generasi padahal orang yang pernah mengalami Kusta terutama yang berusia muda harusnya mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Semoga kedepannya tidak akan ada lagi stigma seiring kemajuan teknologi yang memungkinkan semua orang mengakses info tentang kesehatan lebih detil.

    BalasHapus
  12. Senangnya NLR Indonesia telah membuka kerja sama untuk edukasi soal lepra lewat Suara Untuk Kusta (SUKA) baik di sekolah-sekolah maupun kampus.

    Setuju jika kita semua mesti paham tentang penderita kusta dan tak perlu menjauhinya. Karena mereka juga berhak berkarya tanpa stigma sehingga bisa berpartisipasi di dunia kerja dengan karyanya.

    BalasHapus
  13. Aku ada kenal pengusaha yang memperkerjakan semua karyawannya adalah maaf disabilitas, lupa aku namna Mbaknya, salut banget ama dia yang begitu care sama disabilitas. hasil kerja mereka juga bagus

    BalasHapus
  14. Bagus acaranya Ruang Publik KBR ya, aku jadi ngerti ternyata tiap tahun itu penderita kusta bertambah. Setuju juga bahwa Tuhan memberikan kelebihan pada setiap orang, di balik kekurangan yang dimilikinya

    BalasHapus
  15. Wah, bagus nih NLR Indonesia dan Botanina, programnya bener-bener bermanfaat bagi mereka yang disabilitas. Dengan begini, perlahan stigma yang biasa diberikan ke disabilitas akan berubah. Dari negatif ke posotif.

    BalasHapus
  16. Alhamdulillah, dengan adanya NLR Indonesia para penderita kusta dan diasbilitas bisa mendapatkan pengobatan dan pendampingan.

    BalasHapus
  17. Stigma negatif tuh, memang menakutkan efeknya ya, Jiah. Sekolahku yang menerima siswa berkebutuhan khusus, membuka mataku bahwa hidup mereka tidak mudah dg adanya stigma itu. Semoga, pemuda2 kita bisa bebas berkiprah ya kelak

    BalasHapus
  18. Salut dengan apa yang telah dilakukan NLR Indonesia dan Botanina untuk memberikan kesempatan pada kaum penyandang disabilitas untuk berkarya dan menunjukkan potensinya. Semoga menjadi contoh dan bisa diikutu oleh pelaku usaha lain untuk lebih meratakan keberadaan pemuda berkarya tanpa stigma

    BalasHapus
  19. aku suka serem ama kusta gara2 dulu kempennya pemerintah tentang kusta kan serem mak kalau sekarang seh nanggapinnya biasa
    cuma namanya kenangan dah mentok di kepala pasti keinget
    banyak ya orang survive dan kreatif awalau kusta :")

    BalasHapus
  20. Sepakat banget stigma negatif bikin keder ya. Alhamdulillah ada Botanica yang mau nerima para penyandang disabilitas. Semoga ke depannya makin banyak perusahaan yg mau menerima OYPMK

    BalasHapus
  21. Kita patut berterima kasih kepada NLR dan PT. Botanina atas kepeduliannya kepada saudara-saudara kita yang disabilitas juga kepada OYPMK. Semoga makin banyak yang peduli kepada mereka.

    BalasHapus
  22. Berharap banget masyarakat lebih teredukasi untuk tidak melakukan diskriminasi dengan stigma buruk terhadap disabilitas kusta. Karena, penyandang kusta memiliki hak dan kesempatan yang sama. Misalnya dalam pekerjaan. Kehadiran NLR sudah sangat membantu, semoga tempat kerja lain juga menyediakan tempat untuk penyandang kusta melakukan magang.

    BalasHapus
  23. Kusta dianggap penyakit yamg sangat menular dan tidak bisa di sembuhkan..itu yang selalma ini tertanam dimasyarakat...yg membuat merwka mengucilan para penderita.

    Syulurlah..sekarang edukasi sudah diberikan...swhingga masyarakat paham....apalagi tau kusta udah ada obatnya

    BalasHapus
Komentar saya moderasi. Tinggalkan jejakmu di sini, Teman!