6c2y5xLulMkOYYgEXrgPjC5Lx3Je6RzEo1m3mFkw

Belanja Di Pasar Tradisional, Kenapa Tidak?

Kalian kalau beli sayur, ikan dan sejenisnya, suka belanja di mana? Nunggu Penjual yang datang ke lingkungan tempat tinggal? Supermarket? Pernah ke pasar tradisional?

    Halo, apa kabar? Memasuki bulan September, semoga kita tetap semangat menghabiskan hari-hari di tahun 2023 ini ya. Meski kehidupan kadang Nano-nano ramai rasanya, dengan saling cerita itu kadang bikin lega. Salah satunya soal Belanja di Pasar Tradisional, Kenapa Tidak?

belanja di pasar tradisional
Sumber: FB Info Seputar Jepara

    Jadi Ibu saya cerita soal almarhumah Mbah yang dulu suka jualan di pasar. Apa-apa hasil kebun dijual. Ya pisang, kelapa, daun dan sebagainya. Suatu ketika, Mbah saya ini cedera tangan sementara ada barang yang sudah dipersiapkan untuk diperdagangkan. Akhirnya Ibu saya yang berangkat. Dasarnya tidak pandai berjualan, itu barang asal dijual, yang penting laku, dapat uang dan pulang karena ada saya yang masih bayi.

    Sampai di umur sekarang, Ibu saya kalau belanja di pasar tradisional itu kurang kewes. Belanja apa yang dibutuhkan, lalu pulang. Kakak Ipar saya yang laki-laki malah lebih luwes kalau soal belanja di pasar. Ibu saya kalau ikut, tugasnya malah bawa belanjaan. Agak lucu memang. Bagaimana dengan saya?

    Saya suka belanja di pasar tradisional. Tidak pintar banget sih, tapi saya tahu dan bisa muterin pasar untuk mencari barang yang saya mau dan butuhkan. Pernah saya berangkat sendirian dan beli barang tertentu. Beberapa orang sampai berkomentar keren karena menganggap anak muda akan jarang, bahkan tidak mau beli barang tersebut. Saya hanya tertawa sambil menenteng belanjaan di tangan kanan dan kiri.


    Bicara belanja di pasar tradisional, ternyata jumlah orang yang belanja di pasar basah menurun 2% tiap tahunnya. Banyak yang suka belanja di supermarket karena alasan tertentu seperti diskon atau tampilan yang menarik. Tanpa disadari, ini malah membuat kita belanja lebih. Betul apa betul?

    Sebagai orang yang lahir dan hidup di desa, saya memang sesekali belanja di supermarket untuk barang tertentu. Namun untuk makanan seperti sayur, ikan, atau perdagingan, maka saya akan lebih memilih pasar tradisional.

    Di hari ini, saya akan mengikuti Challenge Team Up For Impact Everyday bersama #EcoBloggerSquad Kategori Makanan Misi Hari Sabtu Belanja di Pasar Basah. Kegiatan ini sebagai salah satu cara saya untuk membantu mencegah Karhutla. Kok bisa?

Cegah Karhutla Dengan Aksi-Aksi Sederhana


    Kita tentu tahu bahwa saat ini masih terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan baik di Indonesia maupun luar negeri. Memang kemarau panjang bisa jadi sebab, tapi banyak juga yang karena ulah tangan manusia, entah itu sengaja atau bisa karena kelalaian. Dampak Karhutla ini jelas banyak mulai dari lingkungan, sosial ekonomi sampai pada makhluk hidup itu sendiri. Kematian, kehilangan tempat tinggal, munculnya banyak penyakit, dan lainnya.

    Yang terjadi, ya sudahlah. Yang belum, sebaiknya kita bantu cegah. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan seperti:
  • Hindari membakar apa pun di area hutan
  • Pantau titik api
  • Penyuluhan pada masyarakat tentang bahaya Karhutla
  • Ikut aksi sederhana di Team Up For Impact Everyday
    Saya sendiri memilih untuk mengikuti Misi Hari Sabtu Belanja di Pasar Basah Kategori Makanan. Ini dia tips bagaimana belanja di pasar tradisional yang aman dan nyaman:

Sumber: FB Info Seputar Jepara

  • Buat Daftar Belanjaan
    Daftar belanja ini sebenarnya berlaku untuk pembelian di mana pun baik pasar tradisional atau supermarket. Tujuannya tak lain agar kita bisa mengetahui apa yang dibutuhkan. Membuat daftar prioritas akan berguna untuk menghemat waktu dan uang sehingga tidak gelap mata dan malah membeli barang yang tidak perlu atau bahkan masih ada di rumah.

  • Pilih Pakaian yang Sesuai
    Saat belanja di pasar tradisional, kita tidak perlu heboh dengan banyak dandan dan gaya. Saya pribadi akan memilih pakaian kasual termasuk alas kakinya juga. Memakai sandal jepit adalah yang terbaik karena di pasar adanya tangga, bukan eskalator. Naik turun pun bisa santai.


    Jika ke pasar tradisional yang umum saya pakai sandal jepit, maka ke pasar ikan akan sedikit berbeda. Kalau bisa sih pakai sepatu bot atau alas kaki lain yang lebih nyaman karena akan basah, banyak air dan becek. Pakai celana bukan rok agar tidak kerepotan mengangkatnya jika kepanjangan.

  • Pilih Waktu yang Tepat
    Kebanyakan, orang akan menyarankan untuk belanja saat pagi. Ini benar, tapi kadang kurang tepat juga. Di daerah saya, belanja di pasar tradisional itu bisa tergantung harinya. Pasar Jepara Kota ada 2 di mana yang satu akan lebih ramai saat tengah malam sampai pagi. Yang satu lagi ramainya saat agak siang. Ada juga yang nunggu 'Pasaran' di hari tertentu atau bahkan weton. Misal Rabu, Jumat, dan Minggu. Ada juga yang namanya Pasar Sore. Jadi sebaiknya kita mengetahui jam-jam buka pasar ini.

  • Siapkan Uang Receh
    Jika di supermarket kita bisa melakukan pembayaran non tunai, maka di pasar tradisional masih menggunakan uang tunai. Jadi sebaiknya kita siapkan uang receh, bukan buat yang ratusan atau 50-an saja. Kita beli pasti menyesuaikan kebutuhan saja kan. Siapkan uang pecahan agar tidak terlalu drama dengan kembalian.


  • Tawar Sewajarnya
    Belanja di pasar tradisional identik dengan tawar menawar. Meski begitu, sebaiknya kita tetap melakukannya dengan wajar. Saya pribadi hampir tidak pernah menawar, tapi minta harga pas. Jadi sama-sama enak.

  • Bawa Tas Belanja
    Demi mengurangi sampah plastik, membawa tas belanja ini wajib hukumnya. Saya masih tinggal di Indonesia yang mana kalau ke pasar tradisional belum bisa dengan membawa troli seperti di luar negeri. Biar lebih aman dan efisien, membawa kantong belanja sendiri adalah jawabannya

Sudah paham tips belanja di pasar tradisional dan berniat untuk ke sana?

challenge team up for impact everyday

    Hayuk gas buat belanja di pasar basah. Di sana kita bisa mendapat harga terjangkau, bisa menawar, dapat barang segar dan enggak kalah bagus dan yang paling penting, kita bisa membantu perekonomian petani dan masyarakat kecil. Kita juga bisa berkomunikasi dan beramah tamah, bukan dengan mesin belaka.

    Jangan lupa untuk ikut Challenge Team Up For Impact Everyday dengan misi menanam pohon di hutan. Lakukan tantangan pilihanmu setiap hari dengan kategori Sampah, Makanan, Digital, Energy, Bisnis Hijau serta Aktivisme dan kumpulkan poinnya. Saat terkumpul 1.400 poin, akan ada 1 pohon yang ditanam atas nama kita di hutan. Tanam Pohon Di Hutan Tanpa Ke Hutan Selimut polusi di udara bisa berkurang kalau hutan yang gundul ditanami lagi. Jadi mari lakukan ini karena hal kecil sederhana yang dilakukan bersama akan berdampak baik untuk bumi.

    Sekian dulu cerita kali ini. Sampai jumpa. Happy blogging!
Related Posts

Related Posts

25 komentar

  1. Wow, mantap mak belanja di pasar basah! Pasar tradisional memang komplit isinya, segala ada dan bisa ditawar juga. Paling enak belanja ayam, ikan, daging dll di sana. Pakai sandal jepit pastinya dong dan ga usah dandan hahaha so simple ya. Betul, mencegah karhutla dapat kita lakukan mulai dari keseharian dan gaya hidup pribadi.

    BalasHapus
  2. challenge nya super menariiikk
    kita bisa bgt melakukan hal2 positif demi planet bumi yg kian lestari.
    karena jangan sampai karhutla terjadi yah

    BalasHapus
  3. Aku belanja ke pasar tradisional, biasanya jg beli yakult di pasar. Ikan fresh di kang ikan. Seneng kalau ke pasar yg sayur dan buahnya segeer ya. Makasih ya info tanam pohonnya. ^^

    BalasHapus
  4. Saya dah lama banget ga belanja ke pasar tradisional. Sejak pandemik paling ke warung sayur terdekat. Ke pasar tradisional kalau ada pak suami aja. Malah skrg ada aplikasi sayuran kan, makin malas lah saya beranjak... xixixi...

    Btw kewes itu apa sih? kewes = luwes ya?

    BalasHapus
  5. Saya juga suka belanja di pasar tradisional, terutama belanja sayur dan lauk pauk.
    Di pasar kita bisa bebas memilih, hanya kalau saya suka malas untuk nawar, jadi beli aja dengan harga yang ditawarkan.
    Kebiasaan itu kadang bikin heran suami. Sampe dia bilang, masa belanja gak ditawar, katanya hehehe.

    BalasHapus
  6. Saya jarang ke pasar tradisional. Belanja ke supermarket , kalau harian/berapa hari sekali ke tukang sayur yang berjejer di gerbang komplek yang sudah super lengkap jualannya

    BalasHapus
  7. Aku tuh seneng pasar tradisional, makanya kalau ke daerah pasti pengen tahu pasarnya. Cuma aku ga bisa belanjanya wkwkkw, gak bisa nawar jadi seringnya ngaco.

    BalasHapus
  8. Aku termasuk paling sering mba Jiah ke pasra tradisional. Hehe. Biasanya aku ke pasar tradisional sebelum ke kantor karna pasarnya nempel kantorku. Hhehehe. Hasil belanjaan bawa ke kantor :)

    BalasHapus
  9. Aku selalu belanja ke pasar tradisional, apalagi kalau untuk stok makanan di rumah kecuali yang ngak bisa disimpan lama biasanya suka nitip tukang sayur langganan. Kalau belanja ke pasar tradisional biasanya dapat barang lebih banyak dengan harga lebih murah plus bisa nawar dikit tapi jarang juga sih.

    BalasHapus
  10. aku suka belanja di pasar tradisional tapi harus ditemenin sama nyokap hahaha karena aku gak bisa nawar dan biasanya suka bingung beli apa buat masak

    BalasHapus
  11. Membuat daftar belanjaan itu memang penting banget ya kak untuk menghindari pemborosan diluar dugaan. En belanja di pasar tradisional aku paling suka

    BalasHapus
  12. Saya sekarang belanjanya selalu ke pasar mbak, seminggu sekali untuk keperluan satu minggu. Selain lebih murah,kita bisa dapet banyak macam sayur dan ikan.. seru aja rasanya kalo belanja ke pasar tradisisonal, smeua ada

    BalasHapus
  13. Saya juga masih suka mba belanja di pasar basah/tradisional. Kadang yang bikin tertarik itu sayur, buah, dan segala bahan pagngan itus egar2 karena kan mrk persediaannya daily ya...jd klo waktu pasar barang br pada datengs eger2 banget gemes pingin beli semua. Nah sayangnya di pasar tradisional ini kadang meski kita udha bawa tas belanja mrk ttp kasih plastik juga haha...

    BalasHapus
  14. Saya belanja ke pasar tradisional biasanya sebulan sekali. Pas abis gajian belanja kebutuhan bulanan. Kalau sayur emang biasanya untuk mingguan.

    Kalau sayuran saya biasa belanja ke ibu-ibu yang keliling. Busa beli seperlunya saja untuk hari itu.

    BalasHapus
  15. Kalau saya seringnya ke tukang sayur yg ngetem di perumahan mbak
    Kalau beli buah baru ke supermarket karena sekalian pulang kantor
    Pasar tradisonal nya mayan jauh dari rumah

    BalasHapus
  16. Cuma belanja daging yang gak pernah di pasar tradisional. Saya tuh masih kesulitan membedakan bagian daging. Makanya, mendingan beli di supermarket aja, deh hehehe.

    Tapi, kalau kebutuhan lainnya lebih suka di pasar tradisional. Kecuali kayak sekarang di mana kondisinya lagi sakit. Nah, baru deh mengandalkan belanja online.

    BalasHapus
  17. Saya tinggal di Cianjur Selatan. Disini pasar masih tradisional. Bahkan gak setiap hari, tapi hanya ada dua kali dalam semingu. Di Pagelaran kecamatan tempat saya tinggal, pasar tradisional nya hari Selasa dan Jumat. Di kecamatan tetangga, Tanggeung, Senin dan Kamis, di kecamatan tetangga Campaka, pasar tradisional nya Rabu dan Minggu. Terus aja muter gitu. Hehehe

    BalasHapus
  18. aku masih suka belanja ke pasar, karena kebetulan memang pasarnya dekat dengan rumah. Apalagi untuk sayur dan daging, aku lebih suka memilih langsung sih daripada belanja online ya.

    BalasHapus
  19. Di pasar tradisional banyak dapat sayuran desa yang udah jarang di pasar, karena biasanya sayuran tersebut tidak ditanam tapi di cari di hutan seperti pakis, rebung, jamur, belimbing wulu, daun sawi dusun, dll

    BalasHapus
  20. Asik banget belanja ke pasar, karena pasti dapet barang-barang berharga, hihi..
    Selain murah dan biasanya suka ada bonus-bonusnya dari ibuk penjual.
    Tapi.. Aku sejak pindah rumah jadi jauh dari pasar. Hiiks~
    Ngandelin bapa sayur lewat. Jadi masih menggunakan banyak plastik pembungkus. Hiiks~

    BalasHapus
  21. Aku termasuk yang jarang ke pasar tradisional nih. Malah suamiku yang mayan sering. Hehehe. Kayak kakak iparnya Jiah ya kayaknya.
    Btw challenge dari TUFI bagus-bagus ya :)

    BalasHapus
  22. Bener juga ya kalau ke pasar tradisionalnya ke pasar ikan mending pakai boot ya. Tapi aku belum punya boot euy. Haha. Selama ini beli ikan ke pasar biasa atau pesen ke orang diantar ke rumah

    BalasHapus
  23. masih belanjanya ke pasar tradisional
    karena lebih fresh dibandingkan yang jualan kelilingan

    BalasHapus
  24. Belanja di pasar tradisional tuh seru banget loh, belum lagi pasti dapat harga murah meriah. Cuma memang kendalanya ke pasar itu butuh effort, di tengah era cashless harus tetep bawa cash. Pengen juga deh menyempatkan kayak mbak tiap minggu ada waktu ke pasar, selain bantu pedagang, bisa jadi aksi sederhana untuk cegah karhutla.

    BalasHapus
  25. Saya belanja ke pasar sesekali aja mbak, biasanya akhir minggu gitu, sesuai kebutuhan saja, karena saya juga nyetok makanan yang siap saji. Palingan ke pasar beli yang masih segar ketika waktu memasak saya banyak

    BalasHapus
Komentar saya moderasi. Tinggalkan jejakmu di sini, Teman!